radio

    Warung Bebas TV Streaming

    Rabu, 15 Mei 2013

    surat cinta buat bidadari surga...

    buat bidadari surgaku..

    Hai puanku, bila saatnya tiba kau baca surat cintaku ini, aku hanya berharap di hari saat dimana kau kecup punggung tanganku untuk yang pertama kali di hadapan penghulu, para saksi, orang tua kita, saudaramu, saudaraku, sahabatmu, sahabatku, adalah simbol cintamu yang akan selalu ada disisiku sampai Izrail menghampiri kita.

    Perempuanku, jangan kaget bila aku menuliskan surat cinta ini jauh dari hari saat kau membacanya. Saat aku belum melihat paras cantikmu, saat aku belum mengenal akhlak muliamu, saat aku belum tahu namamu. Jangan khawatir sayang, dulu kita sudah bertemu. Saat di alam ruh. Allah telah memilihkan kamu untuk menjadi istriku, saat empat bulan masa kandunganku di dalam perut ibu. Sejak saat itu namamu sudah disandingkan di sebelah namaku. Sejak saat itu aku sudah mencintaimu.

    Cantik, selain mahar yang kau minta saat pernikahan kita. Aku ingin berikan kau satu lagi: sebuah mukjizat Nabi terakhir. Alquranul Karim, yang akan selalu kau baca dengan suara merdumu, sebagai pelepas lelahku sepulang aku bekerja. Alquranul Karim, yang akan kau ajarkan betapa indah lantunan ayat – ayat suci kepada anak – anak kita nanti. Alquranul Karim, yang akan kau baca tepat disampingku nanti, saat aku terkulai lemah tak lagi berarti walau hanya untuk menjentikan jari. Alquranul Karim, yang akan selalu kau bawa dan kau baca tepat di samping nisanku nanti apabila Izrail menjemputku lebih dulu.
    Tetap bacakan untukku walau seayat sayang, aku pasti akan merindukan suara bidadariku bernyanyi: Kau mengaji. Sayang, mungkin aku tak lebih hebat dari ayahmu dalam menjagamu. Aku tak segagah ia melindungi dirimu, mempertahankanmu dari para pria yang menginginkanmu darinya, termasuk aku yang akhirnya ia percayakan sebagai penggantinya untuk menjagamu. Tapi puanku, percayalah. Kaulah alasanku untuk belajar menjadi pria yang kuat. Pria yang rela walau harus sampai mati melindungimu, demi menjaga hatimu, kehormatanmu juga ragamu. Dinginnya malam sekali pun tak akan aku biarkan mengigit kulit indahmu sayang.

    Kasih, tenanglah. Saat aku telah menjadi imammu nanti, tak akan pernah berhenti aku mencari rezeki. Selama masih keluar keringat kuperas dari tubuhku, selama masih kuat kubanting tulang punggungku, aku akan terus menafkahimu. Tak akan kubiarkan kau dan anak – anak kita kelaparan dan kehausan. Kupastikan kalian tak akan pernah kekurangan cintaku, sayang.

    Bidadariku, aku tahu perjalanan bahtera kita tak akan selalu berlangit cerah. Syaitan pun tak kan pernah berhenti merusak hidup manusia sampai kiamat tiba. Maka ingatkanlah aku dengan kelembutan hatimu, agar tak ada hal lain yang kulakukan untukmu selain mencintaimu dan melindungimu. Sungguh aku tahu wanita itu tercipta dari tulang rusuk pria yang paling bengkok. Maka tak akan kupaksa ‘tuk luruskan engkau hingga patah, dan tak akan pula kubiarkan engkau tetap bengkok. Islam yang akan selalu menuntunku bagaimana seharusnya aku memperlakukanmu.

    Sayang percayalah, aku akan selalu mencintaimu di tiap waktuku. Aku akan tetap menciummu, meski pipimu tak lagi sekencang dulu, meski keriput tlah menggarisi keningmu. Aku akan tetap membelai rambutmu, meski putih telah memakan habis hitamnya yang indah. Aku akan tetap memelukmu, meski bungkuk badanmu dan ringkih tubuhmu, aku akan tetap memelukmu.

    Berjanjilah cinta, apabila tiba saatnya Izrail memamerkan surga dan neraka di kedua sayapnya di hadapanku. Jangan pernah berhenti bisikkan nama Allah di telingaku, jangan pernah kau lepas genggaman tanganku dan jangan dulu jatuhkan air matamu sebelum malaikat benar – benar mencabut ruh dari ragaku. Sudah kubilang: Apalah arti dunia jika aku melihat air matamu.

    Tenanglah kasih, batu nisan memang akan pisahkan dunia kita nanti, tapi dia tak akan mampu pisahkan cinta kita. Aku mencintaimu tak hanya di dunia.

    Semoga Allah mengabulkan doa di tiap sujudku, agar pernikahan kita tak hanya dilanggengkan di dunia, tapi juga diabadikan di taman surgaNya. Amin…

    Aku mencintaimu karena Allah, bidadari surgaku

    Calon Imam hidupmu

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar